Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang di tandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikei). Kejadian Diabetes Mellitus (DM) di dunia dan di Indonesia terus meningkat. Salah satu faktor yang dapat
memengaruhi tingginya kadar glukosa darah dan berakhir menjadi penyakit DM adalah stress. Terjadinya stres akan menyebabkan aktifnya sistem hormon Corticotropic-Releasing Hormone (CRH)- Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)kortisol yang berefek langsung pada peningkatan kadar glukosa dalam darah dan jika keadaan tersebut terus berlanjut, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit DM. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif korelatif dengan tujuan mengetahui hubungan tingkat stress dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan sampel 30 orang. Desain penelitian ini menggunakan analisis cross sectional dengan pendekatan observasional. Penelitian ini
menggunakan kuesioner DASS – 42 (Depression, Anxiety and Stress Scales -42). Hasil penelitian, setengahnya dari pasien diabetes mengalami tingkat stress kategori
sedang (15 orang) dan lebih dari setengahnya dari pasien memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol (21 orang). Semakin tinggi tingkat stress seseorang maka semakin tinggi pula kadar gula darah seseorang, dan sebaliknya semakin rendah tingkat stress seseorang maka semakin rendah pula kadar gula derahnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi sehingga puskesmas dapat melakukan upaya promotif dan preventif kepada pasien diabetes melitus mengenai pengelolaan kadar gula darah agar tetap terkontrol serta manajemen stres melalui kegiatan pemeriksaan Tingkat stress secara berkala.

Kata Kunci : Diabetes melitus, Kadar gula darah, Tingkat Stres
Daftar Pustaka : 15 Buku, 24 Jurnal, 5 Website