Gambaran Gangguan Tidur pada Remaja Awal Usia 12 – 15 Tahun Di SMP Negeri 2 Pacet

Latar Belakang : Angka prevalensi gangguan tidur di Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk dan jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang yang mengalami gangguan tidur. Tingginya angka gangguan tidur tersebut, dikaitkan dengan bertambahnya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, seperti depresi dan kecemasan pada seseorang (Life & Style, 2017).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan tidur pada remaja awal di SMP Negeri 2 Pacet dengan metode pengambilan sampel stratified proportionate random sampling. Metode penelitian : Metode
penelitian yang diterapkan oleh peneliti adalah metode deskriptif. peneliti menggunakan satu variabel mengenai gangguan tidur pada remaja. Populasi sebesar 767 remaja, teknik purposive sampling dengan hasil 89 sampel.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children dan analisis data dengan univariat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami gangguan tidur sebanyak 65 orang (73,1%) dan yang tidak mengalami gangguan tidur adalah 24 orang (26,9%). Pembahasan : Gangguan memulai dan mempertahankan tidur dapat berupa
durasi tidur yang tidak tetap, periode waktu untuk tertidur yang lama, sulit untuk tertidur, tidak ingin atau enggan untuk tidur, cemas ketika ingin tidur, terbangun kembali ketika tidur malam, dan kesulitan tertidur setelah terbangun
di malam hari. Kesulitan memulai tidur berarti latensi tidur seseorang lebih besar sekitar 20-30 menit. Kesulitan mempertahankan tidur adalah terbangunnya seseorang setelah onset tidur lebih lama dari 20-30 menit.Saran :
Disarankan agar para remaja memperhatikan serta menyadari pentingnya kebutuhan tidur untuk meningkatkan kualitas hidup mengingat dampak gangguan tidur yang telah dipaparkan.

Kata kunci : Remaja awal, Gangguan tidur