Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kejadian Bullying pada Remaja

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat kasus bullying di satuan pendidikan sejak Januari sampai Sepetember 2023 mencapai 23 kasus bullying di satuan
pendidikan, kasus paling banyak terdapat di jenjang smp sebanyak 50%, kemudian di jenjang SD terdapat sebanyak 13,5%, pada jenjang SMA terdapat sebanyak 13,5%, dan pada jenjang SMK terdapat sebanyak 13,5%. Faktor terbesar penyebab bullying pada anak usia sekolah adalah faktor pola asuh orang tua , faktor teman sebaya, dan faktor sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian bullying pada remaja. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini yaitu 1.021 siswa. Sampel yang diperoleh yaitu 91 siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pola asuh orang tua
menggunakan Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), dan kejadian bullying menggunakan Adolscent Peer Relations Instrument, selanjutnya analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian bullying (p=0,000). Kejadian bullying di sekolah pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh orang tua . Pola asuh orang tua berpengaruh dalam membentuk kepribadian dan perilaku anaknya. Remaja dengan pola asuh otoriter beresiko lebih
besar menjadi pelaku bullying, karena cenderung melihat interaksi sehari – hari dalam keluarganya. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti terkait pola asuh orang tua terutama otoriter dan permisif yang menyebabkan kejadian bullying.

Kata kunci: Bullying, Kejadian bullying, Pola asuh orang tua, Remaja