Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Racikan dan Obat Jadi pada Pasien Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung

Waktu tunggu merupakan masalah yang masih banyak ditemukan dalam praktik pelayanan kesehatan, dan salah satu komponen yang berpotensi menimbulkan ketidakpuasan adalah waktu tunggu yang lama. Lamanya waktu tunggu pasien merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan. Waktu tunggu pemberian obat dibagi menjadi dua, yaitu waktu tunggu pemberian obat untuk obat jadi dan waktu tunggu pemberian obat untuk obat racikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis waktu tunggu resep pasien rawat jalan di rumah sakit swasta di Kota Bandung periode Januari 2023. Metode: penelitian ini mengambil objek data dari Bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Komponen yang diteliti meliputi pencatatan resep mulai dari nama pasien pada proses pendaftaran, penyiapan dokumen seperti jumlah item resep, nomor rekam medis, waktu penyerahan resep (T1), serta waktu tunggu obat (T2) yang kemudian dihitung untuk memperoleh nilai rata-rata. Pengumpulan data kuantitatif pada pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi dilakukan bersamaan dengan metode penelitian deskriptif analitik secara retrospektif berdasarkan laporan. Hasil: data resep obat racikan dan obat jadi diambil sebanyak 263 sampel pada periode Januari 2023, terdiri dari 63 lembar resep racikan dan 200 lembar resep obat jadi. Simpulan: rata-rata waktu tunggu layanan resep obat racikan adalah 39,6 menit, sedangkan rata-rata waktu tunggu resep obat jadi adalah 18,6 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa waktu tunggu telah memenuhi syarat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, yaitu waktu tunggu resep obat racikan ≤ 60 menit dan resep obat jadi ≤ 30 menit.
Kata kunci: standar pelayanan minimal, waktu tunggu, resep, pasien rawat jalan, obat racikan dan obat jadi.