Perbedaan Perkembangan Anak Stunting dan Non Stunting Berdasarkan KPSP Usia 24-60 Bulan di Desa Kamal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungmedar Sumedang

Angka kejadian stunting di Indonesia mencapai 24.4% pada tahun 2021. Kondisi stunting yang dialami balita dapat mengakibatkan beberap dampak salah satunya yaitu, berdampak pada perkembangan anak. Perkembangan anak stunting dan tidak stunting akan mengalami perbedaan, dimana anak stunting
perkembangannya berada dibawah rata-rata tidak sesuai dengan usianya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perkembangan anak stunting dan non stunting berdasarkan KPSP pada usia 24-60 bulan di desa Kamal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungmedar. Metode penelitian menggunakan analisis korelasi dengan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian seluruh balita stunting dan non stunting usia 24-60 bulan sebanyak 225 orang, sampel sebanyak 70 orang, dengan tekhnik stratified randaom sampling. Instrument pengukuran perkembangan menggunakan KPSP. Analisa data menggunakan analisis univariat chis qhuaer dan bivariate chis qhuaer. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar anak stunting (54.2%) mengalami penyimpangan padaperkembangannya, sebagian besar anak non stunting (74.3%) perkembangan anak pada kondisi normal. Hasil uji statistik diperoleh hasil nilai pvalue 0,000 < 0,05 yang berarti adanya perbedaan perkembangan anak stunting dan anak non stunting. Adanya perbedaan antara anak stunting dan non stunting sehingga disarankan tenaga kesehatan baik itu perawat atau petugas lainnya dapat memberikan asuhan keperawatan atau intervensi yang dapat diberikan kepada anak anak agar perkembangan mereka dapat berkembang dengan normal terutama pada
anak-anak stunting yang mengalami permasalahan pada perkembangannya.

Kata Kunci: KPSP
Kepustakaan : 8 buku (2014-2019), 3 website (2014-2020), 14 jurnal (2014-2020)