Hubungan Kebiasaan Merokok Keluarga dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak Usia 3 – 6 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Linggar

Tuberkulosis anak di Indonesia menjadi ketiga terbanyak di Dunia sehingga ditargetkan 2024 menurunkan TB anak sebanyak 90%, namun 2020 baru menurun 32,4%. Dua tahun terakhir di Puskemas Linggar TB anak terbanyak terjadi pada anak usia 3-6 tahun sebanyak 77 anak. TB anak disebabkan faktor keluarga yang memiliki kebiasaan merokok. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok keluarga dengan kejadian TB anak usia 3–6 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Linggar. Jenis penelitian menggunakan case control dengan
populasi berjumlah 80 keluarga yang memiliki anak berusia 3-6 tahun. Teknik sampling menggunakan purposive sampling maka sampel berjumlah 60 keluarga. Pengumpulan data dengan kuesioner Riskesdas 2018. Analisa data menggunakan
analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian sebagian besar kasus (76,7%) berstatus perokok sedangkan kontrol (60%) bukan perokok. Keluarga berstatus merokok(P-value 0,004), jenis rokok putih(P-value 0,002), jumlah rokok <12
batang(P-value 0,006), durasi merokok >19 menit(P-value 0,000) dan merokok dalam rumah(P-value 0,001) memiliki hubungan dengan TB anak. Dari kelimanya durasi merokok >19 menit paling berisiko pada TB anak (OR 19,286) disebabkan
semakin lama durasi keluarga merokok maka semakin berpengaruh pada kejadian tuberkulosis anak usia 3-6 tahun mengingat kandungan rokok dapat menurunkan imunitas anak, Kesimpulan penelitian terdapat hubungan kebiasaan merokok
keluarga dengan TB anak usia 3-6 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Linggar sehingga disarankan perlunya ditambahkan pada leaflet mengenai faktor risiko TB anak dan disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menilai juga status gizi pada anak tuberkulosis.

Kata Kunci: Anak, kebiasaan merokok, keluarga, tuberkulosis