Gambaran Penggunaan Obat Oral Diare pada Pasien IGD RSUD Sayang Cianjur

Diare didefinisikan sebagai tinja encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 15 hari dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat oral antidiare di salah satu rumah sakit di Cianjur berdasarkan kriteria usia, jenis kelamin, golongan obat, dan jenis obat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data retrospektif, yaitu dengan mengumpulkan data dan mencatat resep yang mengandung obat antidiare dengan diagnosis diare. Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data resep pulang pasien IGD dengan diagnosis diare pada bulan November 2023. Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat resep yang mengandung obat diare, sebanyak 100 sampel resep dari resep IGD, yang diolah menggunakan rumus Slovin dengan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peresepan obat antidiare pada pasien IGD RSUD Sayang berdasarkan golongan obat adalah sebagai berikut: L-bio dengan jumlah 45 kasus (45%), zinc tablet 35 kasus (35%), zinc sirup 38 kasus (38%), cefixime sirup 34 kasus (34%), cefixime 100 mg 15 kasus (15%), Oralit 23 kasus (23%), attapulgite 23 kasus (23%), dan loperamide 21 kasus (21%). Dapat disimpulkan bahwa persentase penggunaan obat diare yang paling banyak adalah pada laki-laki (57%) dan paling banyak pada usia balita 0–5 tahun (33%). Berdasarkan jumlah penggunaan obat diare di bulan November 2023, obat yang paling banyak digunakan adalah L-bio dengan jumlah 45 kasus (45%).

Kata Kunci: Antidiare, Peresepan, RSUD Sayang Cianjur