Analisis Pola Peresepan Obat Antihipertensi pada Pasien Prolanis di Salah Satu Klinik Pratama di Kota Bandung

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan obat antihipertensi di salah satu Klinik Pratama di Kota Bandung berdasarkan jenis obat dan kesesuaian resep menurut Formularium Nasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang di data, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data diambil dari lembar resep pasien prolanis dengan diagnosa hipertensi dari bulan September sampai November 2023. Data yang diperoleh dari catatan rekam medik dan lembar resep Klinik Pratama di Kota Bandung dikelompokkan menurut jenis obat dan resep yang sesuai dengan Formularium Nasional menggunakan tabel pengumpulan bentuk tabel. Hasil dari penelitian, jumlah peresepan obat antihipertensi tunggal dari bulan September sampai November 2023 masih menduduki pengobatan paling banyak dibandingkan dengan pengobatan hipertensi kombinasi dua obat, ini terlihat bahwa pengobatan dengan peresepan obat tunggal masih menunjukan efektivitas yang tinggi. Obat amlodipine 5 mg menduduki peringkat obat hipertensi terbanyak yang diresepkan pada pasien prolanis di fasilitas pelayanan tingkat pertama, terlihat dari jumlah peresepan selama bulan September sampai November 2023. Untuk obat hipertensi di tingkat dua, obat candesartan 8 mg adalah obat yang paling banyak diresepkan oleh dokter. Data jumlah resep pasien prolanis hipertensi berdasarkan ketentuan Formularium Nasional, di bulan Oktober 2023 menduduki peringkat pertama yaitu sebanyak 48 lembar resep atau sebanyak 15,23% yang tidak sesuai dengan ketentuan Formularium Nasional.

Kata kunci: Pola Peresepan Obat, Antihipertensi, Prolanis, dan Formularium Nasional.