Asuhan Keperawatan pada Pasien Non ST Elevasi Miokard Infark dengan Penurunan Curah Jantung di Ruang Cempaka RSUD Majalaya

Latar belakang:NSTEMI adalah nyeri dada yang menjalar keleher, bahu juru dan lengan kiri. Gejala angina “ekuivalen”, seperti sesak (dispneu) dan rasa tidak nyaman di epigastrium juga mungkin muncul. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah perluasan infark yang di dahului oleh iskemia adalah dengan terapi oksigen. Terapi oksigen bertujuan untuk mempertahanan oksigenasi jaringan tetap adekuat dan dapat menurunkan kerja miokard akibat
kekurangan suplai oksigen dengan menunjukkan penerapan posisi semi fowler (posisi duduk 45°) sesuai dengan SOP untuk membantu mengurangi sesak nafas dan membantu mengoptimalkan RR pada klien Non St Elevasi Miokard Infark. Metode:Metode penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang mencakup pengkajian bertujuan memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang,sifat maupun karakter yang ada dari suatu kasus,hasil Peneliti ini membahas tentang studi kasus pada pasien dengan Non St Elevasi Miokard Infark (NSTEMI) di RSUD Majalaya.Hasil:setelah dilakukan asuhan keperawatan, masalah keperawatan penurunan curah jantung pada kasus 1 dan kasus 2 dapat teratasi setelah 2 hari melakukan implementasi. Diskusi:masalah keperawatan penurunan curah jantung tidak selalu memiliki respon yang sama pada setiap pasien NSTEMI hal ini dipengaruhi oleh kondisi dan status
kesehatan klien sebelumnya.pemberian terapi oksigen mempunyai dampak positif yaitu mengatasi masalah utama sesak nafas. pemberian posisi semi fowler 45˚ selain membantu pernafasan juga dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien gagal jantung. Tindakan terapi oksigen dan posisi
semi fowler ini dapat dijadikan sebagai tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung pada pasien Non ST Elevasi Miokard Infark.

Kata Kunci:Asuhan Keperawatan,Non ST Elevasi Miokard Infark(NSTEMI),Penurunan Curah
Jantung