Skrining Surat Pesanan Sesuai Keabsahan CDOB di Salah Satu Pedagang Besar Farmasi di Bandung

Dalam dunia kesehatan, pengadaan obat dapat menyumbang 5% sampai 12% keuntungan pada sarana pelayanan kesehatan di negara maju dan menyumbangkan 40% keuntungan di negara berkembang. Pengadaan obat dan/atau bahan obat harus dikendalikan dengan prosedur tertulis dan rantai pasokan harus diidentifikasi serta didokumentasikan. Harus tersedia prosedur tertulis yang mengatur kegiatan administratif dan teknis terkait wewenang pengadaan dan pendistribusian, guna memastikan bahwa obat hanya diperoleh dari pemasok yang memiliki izin dan didistribusikan oleh fasilitas distribusi yang resmi. Tujuan penelitian ini mengetahui dan memahami kesesuaian surat pesanan yang diterima oleh PBF dari sarana pelayanan kefarmasian bahwa faktur harus dilengkapi dengan surat pesanan dengan format dan isi sesuai ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distributor Obat yang Baik. Metode dalam penelitian ini adalah metode retrospektif yaitu menganalisa data yang telah ada untuk diperiksa kesesuaiannya dengan aturan yang berlaku. Sumber data adalah surat pesanan periode bulan November tahun 2023 sebanyak 390 surat pesanan. Diperoleh persentase dari sarana PBF: 30% surat pesanan lengkap, 70% tidak lengkap. Sarana Toko Obat: 100% surat pesanan tidak lengkap. Sarana Klinik: 50% surat pesanan lengkap, 50% tidak lengkap. Sarana Apotek: 86% surat pesanan lengkap, 14% tidak lengkap. Pelanggan yang paling banyak bekerja sama dengan PBF adalah sarana apotek sebesar 279 data dari 390 data yang diambil.

Kata kunci: Pengadaan Obat, Surat Pesanan, Distribusi, PBF