Adriand, Reki (2025) Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Okupasi(Menggambar) di Kombinasikan dengan Musik Untuk Menurunkan Gejala Halusinasi Pendengaran di RSJ Islam Klender Jakarta. Diploma thesis, Universitas Bhakti Kencana PSDKU Jakarta.
COVER.pdf - Published Version
Download (146kB)
LEMBAR PENGESAHAN.pdf - Published Version
Download (183kB)
KATA PENGANTAR.pdf - Published Version
Download (142kB)
LEMBAR PERNYATAAN.pdf - Published Version
Download (200kB)
LEMBAR PERSETUJUAN.pdf - Published Version
Download (237kB)
DAFTAR ISI.pdf - Published Version
Download (182kB)
ABSTRAK.pdf - Published Version
Download (125kB)
BAB 1.pdf - Published Version
Download (229kB)
BAB 2.pdf - Published Version
Download (384kB)
BAB 3.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (219kB)
BAB 4.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (589kB)
BAB 5.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (354kB)
BAB 6.pdf - Published Version
Download (162kB)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (181kB)
LAMPIRAN.pdf - Published Version
Download (3MB)
Abstract
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat yang paling banyak
ditemukan, dengan prevalensi global mencapai 24 juta orang (WHO, 2022). Salah
satu gejala utama adalah halusinasi pendengaran, yang dialami sekitar 60–80%
pasien skizofrenia, dan dapat memicu risiko perilaku membahayakan seperti
kekerasan dan bunuh diri. Di RSJ Islam Klender Jakarta, jumlah kasus halusinasi
pendengaran meningkat secara signifikan dari 569 kasus pada tahun 2021 menjadi
747 kasus di tahun 2024. Hingga April 2025, tercatat sudah ada 206 kasus. Tujuan
studi kasus adalah mengetahui efektivitas asuhan keperawatan melalui terapi
okupasi (menggambar) yang dikombinasikan dengan musik dalam menurunkan
gejala halusinasi pendengaran, dengan metode studi kasus yang dilakukan selama
7 hari pada dua subjek dengan diagnosis skizofrenia halusinasi pendengaran.
Intervensi dilakukan dengan terapi okupasi menggambar dikombinasikan dengan
musik klasik Mozart (frekuensi 8–13 Hz, BPM 65–100), selama 15–20 menit setiap
hari. Evaluasi dilakukan menggunakan PSYRATS (Psychotic Symptom Rating
Scales) dan lembar observasi klinis. Setelah intervensi selama tujuh hari, kedua
pasien menunjukkan penurunan signifikan gejala halusinasi pendengaran. Skor
PSYRATS pasien pertama (Ny. D) menurun dari 18 menjadi 6 (Skala ringan), dan
pasien kedua (Ny. H) dari 20 menjadi 8 (Skala ringan). Data dari lembar observasi
juga menunjukkan penurunan tanda dan gejala hingga mencapai skor 0 (tidak ada
gejala teramati) pada hari terakhir pelaksanaan. Pasien juga mulai berinteraksi
dengan lingkungan dan menunjukkan ekspresi emosi yang lebih stabil. Kesimpulan
Terapi okupasi menggambar yang dikombinasikan dengan musik terbukti efektif
sebagai intervensi non-farmakologis untuk menurunkan gejala halusinasi
pendengaran. Terapi ini membantu mengalihkan fokus pasien dari stimulus
halusinatif ke aktivitas yang positif, memperbaiki regulasi emosi, serta
meningkatkan interaksi sosial.
Kata kunci: halusinasi pendengaran, terapi okupasi menggambar, terapi musik.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | A Keperawatan > AI Jiwa |
| Divisions: | PSDKU Jakarta > D3 Keperawatan |
| Depositing User: | editor psdku jakarta |
| Date Deposited: | 23 Oct 2025 06:29 |
| Last Modified: | 23 Oct 2025 06:30 |
| URI: | https://repository.bku.ac.id/id/eprint/1398 |
