Hubungan General Anestesi Dengan Kejadian Shivering pada Pasien Pasca Sectio Caesarea di RSUD Sumedang

General anestesi adalah teknik yang sering dijumpai dalam operasi, yakni lebih dari 80%. Ditemukan 2,5% pasien mengalami komplikasi setelah menjalani anestesi. Setiyanti (2016), menyebutkan jumlah pasien pasca anestesi hampir 80% mengalami kejadian hipotermi. Dampak negatif hipotermi terhadap pasien, antara lain risiko perdarahan meningkat, iskemia miokardium, pemulihan pasca anestesi yang lebih lama, gangguan penyembuhan luka, serta meningkatnya risiko infeksi. Mengetahui hubungan general anestesi dengan kejadian shivering pada Pasien pasca operasi sectio caesarea di RSUD Sumedang. Pre-experimental design (nondesigns) dengan intract-group comparison ialah desain yang terdapat satu kelompok yang akan digunakan untuk penelitian. Namun harus dibagi dua, yaitu setengah untuk eksperimen (yang diberikan perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberikan perlakuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling sebanyak minimal 30 pasien. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami shivering, hanya saja berbeda tingkatan shivering. Hal ini dibuktikan dengan menunjukan bahwa responden yang mengalami shivering 19 responden dengan presentase 63,3% dan yang tidak mengalami shivering 11 responden dengan presentase 36,7%. Mayoritas pasien mengalami Shivering Pada Pasien Post General anestesi dengan Sectio Caesaria di Instalasi Bedah Sentral RSUD Sumedang.

Kata Kunci: Kejadian shivering, general anestesi.