Penerapan Bladder Training dalam Asuhan Keperawatan pada Pasien TURP dengan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di Gedung Topaz RSUD dr Slamet Garut Tahun 2025

Latar Belakang: Prevalensi BPH di Indonesia meningkat tahun ketahun, fenomena atau kondisi ini sering terjadi pada usia lanjut karena adanya penurunan fungsi organ, salah satu treatment yang paling sesuai dilakukannya TURP untuk mengurangi gejala, pasca dilakukan TURP pasien mengalami retensi urine, Bladder training untuk mengatasi retensi urine.Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan bladder training dalam
mendukung pemenuhan kebutuhan eliminasi pada pasien TURP dengan BPH . Metode penelitian: Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus dan pendekatan asuhan keperawatan pada pasien 1 (Tn.U) dan pasien 2 (Tn.B) dengan diagnosa post operasi TURP dengan BPH yang terpasang kateter urine yang dilakukan pada tanggal 8-11 Mei 2025 masing-masing 3 hari pelaksanaan dan instrument pengambilan datanya menggunakan format pengkajian Asuhan Keperawatan medikal bedah, informed consent, SOP bladder training, leaflet. Hasil: Berdasarkan hasil penellitian prosedur 2 jam selama 3 hari, setelah dilakukan bladder training nyeri menurun, produksi urine meningkat. Kesimpulan dan Saran: Kedua pasien berhasil merasakan dorongan untuk berkemih dan mengeluarkan urin setelah melakukan 2 prosedur bladder training selama 3 hari penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi tambahan dan masukan dalam menerapkan tindakan bladder training.

Kata Kunci : Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), Nyeri Akut, Retensi Urine, Bladder Training. Askep KMB, Post TURP
Reverensi : 8 Buku ( 2017-2021), 3 Internet, 18 jurnal (2020-2025)