Prevalensi Kejadian dan Pola Pengobatan pada Pasien TB MDR di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
Abstract
Sebanyak 10,4 juta orang terkena TB kasus baru pada tahun 2016, sementara itu kasus TBMDR
Indonesia menempati urutan ke-4 sebanyak 32.000 kasus. Tuberculosis Multidrug
Resistant (TB MDR) merupakan penyakit tuberkulosis yang terjadi ketika resistensi terhadap
obat anti tuberkulosis (OAT) seperti isoniazid dan rifampisin berdasarkan standar
pemeriksaan laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalesi kejadian dan
pola pengobatan pada pasien TB MDR di BBKPM Bandung. Metodologi penelitian yang
digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif secara retrospektif menggunakan data rekam
medik dari tahun 2018-2020. Hasil dari penelitian ini terdapat 94 pasien penderita TB MDR,
faktor resiko terbanyak pada laki-laki (64%) dengan rentang usia produktif 17-45 tahun
(74%), dengan rentang berat badan 38-54 kg (63%), pembayaran menggunakan BPJS (57%),
bekerja sebagai wiraswasta (22%). Riwayat pengobatan terbanyak kambuh (39%) dan
sebagian besar mengalami resistensi rifampisin (55%). Sebagian besar pasien TB MDR tidak
memiliki komorbiditas (81%). Regimen pengobatan terbanyak menggunakan short treatment
regimen (STR) (65%) seluruh pasien memiliki PMO (100%). Sebagian besar penderita
mengalami efek samping gangguan pendengaran (20%). Berdasarkan hasil pengobatan
sebanyak (30%) masih dalam pengobatan dan (26%) dinyatakan sembuh, gagal (20%), drop
out (18%), dan meninggal (6%).