Gambaran dan Evaluasi Penyimpanan Obat di Apotek Cilolohan

Penyimpanan obat yang aman menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 harus memperhatikan beberapa hal. Pastikan obat disimpan dalam wadah asli atau dipindahkan dengan hati-hati. Cantumkan nama obat, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa pada wadah baru. Simpan obat pada tempat yang sesuai untuk menjaga keamanan dan efektivitasnya. Hindari penyimpanan obat bersama barang lain yang dapat mencemari. Susun obat secara alfabetis dan keluarkan dengan sistem FEFO/FIFO untuk mencegah kadaluarsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem penyimpanan obat di Apotek Cilolohan. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan sampel semua jenis obat di apotek. Data dikumpulkan melalui observasi langsung menggunakan checklist. Hasil kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif untuk menentukan tingkat implementasi sistem penyimpanan obat yang baik. Penelitian dilakukan di Apotek Cilolohan selama 16 Februari – 1 April 2024.Apotek Cilolohan Tasikmalaya memiliki 176 jenis obat. Hasil evaluasi penyimpanan obat adalah sebagai berikut: Obat Bebas: Disimpan sesuai kelas terapi (81%), disusun alfabetis (81%). Obat Bebas Terbatas: Sesuai kelas terapi & alfabetis (67%). Obat Keras: Disusun alfabetis (49%), disimpan sesuai kelas terapi (0%). Obat Psikotropika: Disusun alfabetis (0%), disimpan sesuai kelas terapi (0%), tempat khusus (0%). Sebagian besar penyimpanan obat di Apotek Cilolohan telah sesuai dengan peraturan (Permenkes No. 73/2016) dengan rata-rata tingkat kepatuhan 84%. Kepatuhan tertinggi terdapat pada penyimpanan obat bebas (95%), diikuti obat bebas terbatas (92%), obat keras (81%), dan obat psikotropika (67%).

Kata Kunci: Penyimpanan Obat, Apotek, Metode Kombinasi