Gambaran Tes Gigitan Bibir Atas, Pengukuran Jarak Tiromental dan Kesulitan Intubasi Endotracheal Tube pada Pasien Anestesi Umum Di Instalasi Bedah Sentral RDD Gunung Jati Cirebon

Salah satu tindakan yang bisa dilakukan untuk melindungi jalan napas adalah dengan melakukan intubasi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat melakukan intubasi diantaranya yaitu pergerakan kesulitan saluran napas dan sendi temporomandibular. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran tes gigitan bibir atas, pengukuran jarak tiromental dan kesulitan intubasi endotracheal tube pada pasien dengan anestesi umum di instalasi bedah sentral RSD Gunung Jati Cirebon. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan jenis penelitian obsevasional. Semua responden dilakukan penilaian tes gigitan bibir atas dan pengukuran jarak tiromental lalu saat dilakukan laringoskopi intubasi dievaluasi penilaian Cormack Lehane, upaya percobaan intubasi, dan waktu intubasi. Kemudian dilakukan analisa data univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan dari 39 responden didapatkan hasil tes gigitan bibir atas kelas I sebanyak 25 responden (64.1%) dan kelas II sebanyak 14 responden (35.9%), sedangkan hasil jarak tiromental kelas I sebanyak 37 responden (94.9%) dan jarak tiromental kelas II sebanyak 2 responden (5.1%). Untuk kesulitan intubasi didapatkan hasil penilaian Cormack Lehane derajat 1 sebanyak 11 responden (28.2%), derajat 2 26 responden (66.7%), dan derajat 3 sebanyak 2 responden (5.1%). Upaya percobaan intubasi 1 kali sebanyak 27 responden (69.2%), 2 kali percobaan 10 responden (25.6%), dan 3 kali percobaan intubasi 2 responden (5.1%). Semua responden berhasil dilakukan intubasi dengan waktu intubasi yang dilakukan kurang dari 10 menit. Evaluasi untuk pemeriksaan pasien sebelum anestesi perlu dilakukan pada beberapa tes karena tidak ada tes tunggal yang dapat diandalkan untuk menilai kesulitan intubasi.

Kata kunci: Kesulitan intubasi, tes gigitan bibir atas, jarak tiromental