Faktor Risiko Gejala Neurotoksik pada Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (PBU) Kota Bandung 2023

WHO melaporkan paparan bahan kimia, zat partikulat, gas, dll, menyebabkan 450.000 kemarian akibat kerja pada tahun 2021. Di Indonesia, data akibat penyakit akibat kerja terkait paparan bahan kimia belum banyak tersedia terlebih lagi mengenai gejala neurotoksik. Namun, penggunaan bahan kimia penyebab gejala neurotoksik, pelarut organik, banyak digunakan dalam industri salah satunya industri bahan bakar. Pekerja SPBU menjadi rentan terhadap gejala neurotoksik akibat paparan bahan kimia, benzena, yang terdapat pada bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko gejala neurotoksik apa saja pada petugas SPBU Kota Bandung 2023. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 41 pekerja SPBU yang ditentukan dengan teknik stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah Chi square. Hasil penelitian menunjukan karakteristik individu yang berhubungan dengan gejala neurotoksik pada petugas SPBU adalah indeks masa tubuh (p=0,001), masa kerja (p=0,044), dan kebiasaan Merokok (0,004). Variabel yang tidak berhubungan adalah adalah usia dan jenis kelamin. Saran bagi SPBU adalah untuk memberikan informasi terhadap pekerja mengenai risiko bahaya yang ada di lingkungan kerja serta melakukan pencegahan terhadap bahaya tersebut. SPBU juga diharapkan dapat memberikan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhdap karyawannya.

Kata Kunci: Gejala Neurotoksik, pelarut organik, benzena, karakteristik individu