Analisis Efektivitas Biaya Pengunaan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia Rawat Inap BPJS di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Tahun 2023

Skizofrenia merupakan penyakit yang dapat memengaruhi fungsi kognitif, emosional, persepsi, dan motorik. Penyakit ini adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang, sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Perawatan medis jangka panjang menyebabkan tingginya angka pengobatan, rawat inap di rumah sakit, kunjungan dokter, dan penggunaan fasilitas kesehatan lainnya. Sehingga studi farmakoekonomi diperlukan untuk menganalisis pemilihan
kombinasi antipsikotik yang dapat melihat dari sudut pandang biaya dan efektivitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat nilai cost-effectiveness dari penggunaan
antipsikotik pada pasien skizofrenia paranoid rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Data yang dikumpulkan merupakan data tahun 2023 dengan waktu penelitian bulan mei-juni 2024, data mencakup karakteristik pasien, data
klinis, informasi penggunaan obat, dan data biaya, seperti biaya obat antipsikotik, biaya tambahan obat lain, biaya BMHP, biaya rehabilitas, biaya, biaya akomodasi,
biaya perawatan dan biaya lain-lain yang diambil dari SIMRS (sistem informasi management rumah sakit), rekam medis, dan administrasi keuangan. Parameter efektivitas dalam penelitian ini adalah penurunan skala panss-ec, biaya yang
diambil berdasarkan perspektif healtcare. Antipsikotik dikelompokkan menjadi 3 yaitu kelompok A (Risperidon + Olanzapin), B (Risperidon + Olanzapin + Clozapin), dan C (Haloperidol + Clozapin). Nilai ACER secara berturut-turut dari tertinggi ke terendah adalah kelompok C ( Rp 34.223.070), B ( Rp 19.567.922), dan A (Rp 18.288.092). Berdasarkan perhitungan ICER, untuk mendapatkan efektivitas
yang lebih baik perlu mengganti obat antipsikotik kombinasi Haloperidol + Clozapin menjadi Risperidon + Olanzapin dengan biaya tambahan sebesar Rp 361.243 per penurunan skala panss-ec.

Kata kunci : Analisis efektivitas biaya, skizofrenia, antipsikotik, panss-ec