Kajian Kelengkapan Resep Penyakit Infeksi Jamur di Apotek Adika Bandung

Permasalahan dalam peresepan merupakan salah satu bentuk medication error yang dapat merugikan pasien. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, medication error didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan pasien akibat penggunaan obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang seharusnya dapat dicegah. Salah satu bentuk medication error yang paling sering terjadi adalah pada fase prescribing, yaitu kesalahan dalam proses penulisan resep. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian terhadap kelengkapan resep, baik secara administratif maupun farmasetik, untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kelengkapan resep pasien dengan penyakit infeksi jamur di Apotek Adika Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif melalui analisis resep pasien infeksi jamur yang masuk ke Apotek Adika selama periode November 2021 hingga Februari 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan resep secara administratif meliputi nama pasien (100%), alamat pasien (50%), umur pasien (72%), jenis kelamin (83%), nama dokter (100%), SIP dokter (72%), alamat dokter (100%), paraf dokter (52%), serta tempat dan tanggal penulisan resep (100%). Pada aspek farmasetik, kelengkapan meliputi bentuk sediaan (100%), kekuatan sediaan (72%), jumlah obat (100%), stabilitas (100%), inkompatibilitas (100%), serta aturan dan cara penggunaan obat (65%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan resep pasien infeksi jamur di Apotek Adika Bandung masih belum sepenuhnya memenuhi persyaratan administratif dan farmasetik, sehingga diperlukan peningkatan kepatuhan dalam penulisan resep untuk meminimalkan risiko medication error.

Kata kunci: medication error, penyakit infeksi jamur, resep.