Pengaruh Posisi Pronasi Terhadap Frekuensi Nafas pada Bayi BBLR di Ruang Perinatologi Alamanda II RSUD Majalaya Kabupaten Bandung

Bayi BBLR akan mengalami masalah adaptasi lingkungan seperti gangguan pernafasan. Masalah tersebut berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan bayi. Pengaturan posisi merupakan salah satu intervensi keperawatan bagi bayi BBLR. Posisi pronasi pada BBLR dapat meningkatkan oksigenisasi dan frekuensi nafas sehingga kematian dan komplikasi dapat diminimalisir. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh posisi pronasi terhadap frekuensi nafas pada bayi BBLR di ruang Perinatologi Alamanda II RSUD Majalaya Kabupaten Bandung.
Desain penelitian berupa pre eksperiment. Rancangan yang digunakan adalah one group pre test and post test. Populasi sebanyak 50 orang, sampel sebanyak 34 orang dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan observasi langsung melihat frekuensi nafas sebelum dan setelah posisi pronasi. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan frekuensi nafas bayi BBLR sebelum dilakukan posisi pronasi lebih dari setengahnya bradipnea sebanyak 21 orang (61,8%) dan setelah dilakukan posisi pronasi sebagian besar normal sebanyak 31 orang (91,2%). Hasil uji pengaruh didapatkan p-value sebesar 0,048 < 0,05, artinya ada pengaruh posisi pronasi terhadap frekuensi nafas pada bayi BBLR.
Saran bagi rumah sakit untuk menjadikan posisi pronasi sebagai standar operasional prosedur dalam menangani masalah frekuensi nafas bayi BBLR dan bagi perawat supaya mampu memberikan posisi pronasi sebagai upaya mengatasi masalah gangguan nafas.
Kata kunci : BBLR, Frekuensi Nafas, Posisi Pronasi.
Sumber : 41 Buku (tahun 2012-2018), 15 Jurnal (tahun 2013-2019)