Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Terhadap Keberhasilan Intubasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

Keberhasilan intubasi sangat penting dalam membatu pernapasan pasien pada saat menjalani anestesi umum untuk memastikan ventilasi dan oksigenasi yang cukup. Jika indeks massa tubuh (IMT) tinggi, ada perubahan fisiologi dan anatomi yang dapat mempengaruhi prosedur intubasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara IMT dengan keberhasilan intubasi. Metode penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan korelasi cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 37 responden. Sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dengan jenis sampel konsekutif. Instrumen yang digunakan ialah lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji spearman. Surat etik dengan nomor 070/19/Ethical Clearance/RSUD Cibabat/IV/2025 dikeluarkan pada tanggal 17 April 2025. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (45,9%) responden pada penelitian ini memiliki IMT pada rentan 18.5 – 22.9 (Rentang normal) sebanyak 17 responden. Sebagian besar (89,2%) responden dengan waktu intubasi ≤ 60 detik (berhasil) sebanyak 33 responden. Analisis uji spearman's rho diperoleh bahwa p-value 0,005 (p-value 0,05) yang artinya terdapat hubungan IMT terhadap keberhasilan intubasi dengan arah korelasi positif sedang (r 0,456). IMT kisaran normal dan kelebihan berat badan terbukti dapat meningkatkan keberhasilan intubasi dibandingkan dengan IMT yang tidak normal. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan IMT pasien agar memastikan tindakan intubasi endotrakeal (ETT) pada pasien dengan anestesi umum dapat berjalan dengan sukses sesuai indikasi.
Kata Kunci: Anestesi Umum, IMT, Intubasi, Penanganan Jalan Napas, Faktor Keberhasilan Intubasi