Falah Kesuma, Irfan (2025) Gambaran Kejadian Nyeri Tenggorokan dan Hidung Pasca Operasi Akibat Intubasi Nasal Dengan Ett di RSUD Al Ihsan Bandung. Other thesis, Universitas Bhakti Kencana.
Cover.pdf - Published Version
Download (68kB)
Halaman Pengesahan.pdf - Published Version
Download (366kB)
Halaman Pengujian.pdf - Published Version
Download (128kB)
Pernyataan.pdf - Published Version
Download (141kB)
Kata Pengantar.pdf - Published Version
Download (137kB)
Daftar Isi.pdf - Published Version
Download (231kB)
Abstrak.pdf - Published Version
Download (238kB)
Bab 1.pdf - Published Version
Download (140kB)
Bab 2.pdf - Published Version
Download (625kB)
Bab 3.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (367kB)
Bab 4.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (451kB)
Bab 5.pdf - Published Version
Download (134kB)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version
Download (272kB)
Lampiran.pdf - Published Version
Download (3MB)
Abstract
Prosedur anestesi umum dengan intubasi nasal menggunakan endotracheal tube (ETT) sering menimbulkan keluhan pascaoperasi, terutama berupa nyeri tenggorokan dan hidung. Komplikasi ini dapat menurunkan kenyamanan pasien, mengganggu proses pemulihan, dan meningkatkan risiko infeksi saluran napas atas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian nyeri tenggorokan dan hidung pasca operasi akibat intubasi nasal dengan ETT di RSUD Al Ihsan Bandung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif dan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan skala Visual Analogue Scale (VAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami nyeri ringan sebanyak 19 orang (43,18%), nyeri sedang sebanyak 13 orang (29,55%), dan tidak nyeri sebanyak 12 orang (27,3%). Faktor risiko yang berhubungan antara lain riwayat merokok, ukuran ETT, lama intubasi, dan riwayat intubasi sebelumnya. Durasi nyeri tenggorokan umumnya berlangsung <6 jam, sedangkan nyeri hidung berlangsung 6–12 jam. Kesimpulan, nyeri tenggorokan dan hidung merupakan komplikasi umum pasca intubasi nasal, sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan manajemen nyeri yang tepat.
Kata Kunci : Nyeri Tenggorokan, Nyeri Hidung, Intubasi Nasal, Endotracheal Tube, Anestesi Umum.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | E Anestesiologi |
| Divisions: | Kampus Pusat (Bandung) > Fakultas Ilmu Kesehatan > D4 Anestesiologi |
| Depositing User: | Pustaka Pustaka Pustakawan |
| Date Deposited: | 07 Dec 2025 08:33 |
| Last Modified: | 07 Dec 2025 08:33 |
| URI: | https://repository.bku.ac.id/id/eprint/2249 |
