Perbandingan Kestabilan Hemodinamik Pasien pada Berbagai Jenis Posisi Pembedahan Dengan Anestesi Spinal di IBS RSUD Umar Wirahadikusumah Kabupaten Sumedang

Perubahan posisi pembedahan dapat menyebabkan pergeseran volume darah yang berdampak pada tekanan darah, curah jantung, dan distribusi perfusi organ. Studi ini bertujuan mengetahui perbandingan kestabilan hemodinamik antar posisi supine, lateral, dan litotomi dengan anestesi spinal di IBS RSUD Umar Wirahadikusmah Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional komparatif. Sebanyak 57 responden dipilih melalui purposive sampling, terdiri atas kelompok supine (n=41), lateral (n=6), dan litotomi (n=10). Parameter hemodinamik diukur pada menit ke-0, 15, 30, 45, dan 60. Dilakukan uji ANOVA setelah uji normalitas menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Penelitian ini sudah dilakukan uji etik dengan nomor 096/09.KEPK/UBK/VI/2025. Hasil menunjukan pada posisi supine, kondisi hemodinamik pasien cenderung paling stabil dibandingkan posisi lainnya. Mayoritas pasien pada posisi ini berhasil mempertahankan tekanan darah sistolik (82,9%), diastolik (92,7%), dan MAP (90,2%) dalam rentang normal. Pada posisi lateral, terjadi insiden hipotensi yang paling signifikan selama prosedur berlangsung., 50% dalam kelompok ini mengalami hipotensi sistolik dan hipotensi diastolik. Pada posisi litotomi, dampak paling signifikan dari posisi ini terlihat setelah pasien dikembalikan ke posisi supine. Data menunjukkan 70% pasien dari kelompok litotomi mengalami hipotensi sistolik dan 60% mengalami hipotensi diastolik setelah reposisi. Hasil menunjukkan perbedaan signifikan pada variabilitas tekanan darah sistolik (p = 0,042) dan MAP (p = 0,010). Uji post hoc Bonferroni menunjukkan bahwa posisi litotomi memiliki fluktuasi MAP yang lebih tinggi dibanding supine (p = 0,031), sementara uji Games-Howell menunjukkan denyut jantung lebih bervariasi secara signifikan pada posisi litotomi dibandingkan supine (p < 0,001). Dari ketiga posisi yang diamati, dapat disimpulkan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada variabilitas parameter hemodinamik antar posisi pembedahan, dengan posisi litotomi paling berisiko terhadap instabilitas hemodinamik. Hal ini mendukung pentingnya mempertimbangkan posisi pasien dalam pembedahan untuk mengurangi risiko fluktuasi hemodinamik.

Kata Kunci: Anestesi Spinal, Kestabilan Hemodinamik, Posisi Lateral, Posisi Lithotomi, Posisi Supine.