Susanto, Agnes (2020) Pola Penggunaan Antibiotik Seftriakson sebagai Profilaksis pada Pasien Kamar Bedah di Salah Satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung Periode Januari–Maret 2020. Diploma thesis, Universitas Bhakti Kencana.
cover.pdf - Published Version
Download (19kB)
pengesahan.pdf - Published Version
Download (28kB)
pengantar.pdf - Published Version
Download (310kB)
isi.pdf - Published Version
Download (446kB)
abstrak.pdf - Published Version
Download (195kB)
bab_1.pdf - Published Version
Download (316kB)
bab_2.pdf - Published Version
Download (502kB)
bab_3.pdf - Published Version
Download (216kB)
bab_4.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (464kB)
bab_5.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (601kB)
bab_6.pdf - Published Version
Download (191kB)
pustaka.pdf - Published Version
Download (295kB)
lampiran.pdf - Published Version
Download (274kB)
Abstract
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam penanganan infeksi bakteri, namun penggunaannya dapat menimbulkan masalah resistensi serta efek yang tidak diinginkan. Seftriakson adalah antibiotik spektrum luas yang masih sering digunakan untuk terapi berbagai infeksi, seperti pneumonia, infeksi saluran empedu, infeksi saluran kemih, peritonitis, dan septikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik profilaksis di kamar bedah di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung pada periode Januari–Maret 2020, serta membandingkan persentase penggunaan antibiotik seftriakson dengan antibiotik lain yang digunakan sebagai profilaksis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung kuantitas penggunaan antibiotik seftriakson dan mengevaluasi kesesuaiannya dengan Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) yang berlaku di rumah sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 jenis antibiotik yang digunakan pada kasus operasi selama periode Januari–Maret 2020 dengan total penggunaan sebanyak 147 injeksi. Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson sebanyak 103 vial (70,1%), diikuti sefotaksim 11 vial (7,5%), seftazidim 7 vial (4,8%), sefazolin 6 vial (4,1%), kombinasi seftriakson dan metronidazol 5 vial (3,4%), metronidazol 4 vial (2,7%), meropenem 3 vial (2%), ampisilin-sulbaktam 2 vial (1,4%), sefoperazon 2 vial (1,4%), gentamisin 1 ampul (0,7%), levofloksasin 1 vial (0,7%), sefoperazon-sulbaktam 1 vial (0,7%), serta kombinasi seftazidim dan metronidazol 1 vial (0,7%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan sebagai profilaksis di kamar bedah adalah seftriakson dari golongan sefalosporin dengan persentase sekitar 70%, dan penggunaan antibiotik profilaksis di kamar bedah tersebut masih belum sepenuhnya sesuai dengan Pedoman Penggunaan Antibiotik yang berlaku.
Kata kunci: Antibiotik, Seftriakson
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | B Farmasi > BC Farmasi Umum Apoteker |
| Divisions: | Kampus Pusat (Bandung) > Fakultas Farmasi > D3 Farmasi |
| Depositing User: | Pustaka Pustaka Pustakawan |
| Date Deposited: | 19 Dec 2025 14:14 |
| Last Modified: | 19 Dec 2025 14:14 |
| URI: | https://repository.bku.ac.id/id/eprint/2088 |
