Evaluasi Pengkajian Resep Obat Antihipertensi pada Pasien BPJS Berdasarkan Aspek Administratif di Salah Satu Puskesmas di Kota Bandung

Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dalam keadaan tenang dengan sistolik lebih dari 140 mmHg serta diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit. Pengobatan antihipertensi dapat dilakukan melalui terapi nonfarmakologi maupun farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan resep secara administratif serta jenis obat yang paling banyak digunakan oleh pasien BPJS yang mengalami hipertensi di salah satu puskesmas di Kota Bandung pada periode November–Desember 2022. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari 270 lembar resep obat golongan antihipertensi. Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan resep secara administratif sebesar 100% untuk nama pasien dan jenis kelamin, 92,60% untuk umur pasien, 52,22% untuk berat badan, 19,63% untuk alamat pasien, 67,78% untuk nama dokter, 4,44% untuk paraf dokter, 5,56% untuk nomor SIP dokter, 2,96% untuk alamat dan nomor telepon dokter, 78,15% untuk tanggal resep, dan 97,78% untuk unit asal resep. Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah amlodipin sebesar 71,11%, sedangkan captopril digunakan sebesar 28,89%. \
Kata kunci: antihipertensi, kelengkapan administratif, resep, puskesmas.