Show simple item record

dc.contributor.authorFEBRIANI, MITA
dc.date.accessioned2021-02-18T04:38:14Z
dc.date.available2021-02-18T04:38:14Z
dc.date.issued2020-09
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/647
dc.description.abstractAsma bronkhiale pada dasarnya berawal dari hiperaktifitas bronkus yang menyebabkan produksi mucus berlebih dan obstruksi jalan napas. Sehingga pasien yang mengalami asma bronkhiale dapat mengalami berbagai masalah keperawatan terutama ketidakefektifan bersihan jalan napas. Medical Record RSUD Ciamis di ruangan Bougenville II merilis dalam Periode Januari sampai dengan Desember 2018 pasien dengan asma bronkhiale termasuk dalam 10 penyakit terbesar di RSUD Ciamis dengan posisi kedua terbanyak pada tahun 2018, jumlah pasien asma bronkhiale sebanyak 176 kasus dari total pasien 1231 orang. Metode : Studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi suatu masalah / fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi yang dilakukan pada dua orang pasien asma bronkhiale. Hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada kedua klien asma bronkhiale dengan masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dengan tindakan keperawatan batuk efektif, maka penulis mendapatakan hasil bersihan jalan nafas sudah efektif, klien mampu melakukan batuk efektif dan tidak ada lagi sekret yang keluar. Diskusi : Klien dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas tidak selalu menunjukkan respon yang sama, namun tidak menutup kemungkinan jika respon yang ditunjukkan sama. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi atau status kesehatan klien sebelumnya. Sehingga perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUNIVERSITAS BHAKTI KENCANAen_US
dc.subjectAsma Bronkhiale, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas, Asuhan Keperawatan, Batuk Efektifen_US
dc.titlePenyakit saluran pernafasan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak, salah satunya adalah penyakit ISPA. Di Indonesia angka kejadian ISPA pada tahun 2014 berkisar 20-30% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 63,45%. Dan di Jawa Barat ISPA merupakan penyakit terbanyak pada anak yakni sebesar 33,44% atau sebanyak 40.222 anak yang menderita ISPA. ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura yang disebabkan oleh virus, bakteri yang berlangsung selama 14 hari. Tujuan : Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada anak ISPA dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Metode : Menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Studi kasus ini dilakukan pada dua orang anak ISPA dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada anak ISPA dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang dilakuk an tindakan nafas dalam dan batuk efektif dan intervensi lainnya, masalah keperawatan pada klien 1 dan 2 dapat teratasi di hari ke 3 perawatan. Diskusi : Klien ISPA dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak selalu memiliki respon yang sama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi, danstatus kesehatan sehingga perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada stiap klien.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record