dc.description.abstract | Latar Belakang: Banyaknya pasien appendicitis yang dirawat di ruang Topaz RSU dr. Slamet Garut secara keseluruhan pada tahun 2017 mencapai 337 (13,38%). Berlanjutnya kondisi appendicitis akan meningkatkan resiko terjadinya perforasi. Appendicitis perforasi adalah pecahnya apendiks yang sudah gangren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut. Tujuan: untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien post op laparatomi eksplorasi atas indikasi appendicitis perforasi dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr. Slamet Garut secara profesional. Metode: dengan pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi dengan mengobservasi permasalahan pada klien post op laparatomi eksplorasi atas indikasi appendicitis perforasi dengan masalah keperawatan nyeri akut. Hasil: Setelah dilakukan studi kasus pada dua klien post op appendicitis perforasi dengan masalah keperawatan nyeri akut, dengan memberikan intervensi asuhan keperawatan, masalah keperawatan nyeri akut pada klien yang pertama dapat teratasi secara tuntas dalam tiga hari, sedangkan klien ke dua hanya teratasi sebagian dalam waktu yang sama. Diskusi: klien dengan masalah keperawatan nyeri akut tidak selalu memiliki respon yang sama terhadap tindakan mobilisasi dini karena faktor perbedaan tingkat nyeri berdasarkan pengalaman nyeri sebelumnya, usia, aktivitas, status perkawinan, pendidikan, dan faktor psikologis seperti rasa cemas, serta luas luka operasi yang berbeda. Untuk itu, perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani masalah keperatawan pada klien. Peneliti menyarankan kepada pihak rumah sakit agar meningkatkan mutu dan pelayanan dan kepada pihak institusi pendidikan diharapkan mampu memenuhi ketersediaan literature terbitan baru terutama mengenai Appendicitis Perforasi sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi selama pendidikan. | en_US |