| dc.description.abstract | Latar Belakang: Diperkirakan sekitar 21 juta kasus demam typoid dengan insiden 128.000 sampai 161.000 kematian tiap tahun (WHO 2018). Kasus demam typoid di asia menunjukkan angka kejadian mencapai 11,36 per 1.000 terjadi pada anak, di Indonesia diperkirakan 134.065 kasus (Depkes RI,2013). Menurut Widoyono (2011) Demam Typoid adalah penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi atau bakteri paratyphi A, B dan C. Penularan typoid melalui fecal dan oral yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, ditandai dengan demam kurang dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran. Untuk alasan munculnya masalah ketidakefektifan termoregulasi diakibatkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk kesaluran gastrointestinal tepatnya di usus halus lalu masuk ke aliran darah terjadi kerusakan sel dan merangsang melepas zat epirogen oleh leukosit yang mempengaruhi pusat termoregulasi. Metode: Adapun studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah keperawatan pada 2 klien Demam typoid dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Termoregulasi di Ruang Melati RSUD Ciamis. Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, dengan melakukan kompres hangat, dengan tujuan masalah masalah ketidakefektifan termoregulasi pada klien 1 dan 2 dapat teratasi pada hari ke 3. Diskusi: Klien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan termoregulasi tidak selalu memiliki respon yang sama, hal ini dipengaruhi oleh lama klien terinfeksi, kondisi klien sebelumnya, dan lama perawatannya. Sehingga perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap klien. Saran: Kepada pihak Rumah Sakit kiranya dapat memberikan mutu pelayanan secara optimal, khususnya pada tindakan kompres hangat pada anak yang mengalami demam. | en_US |
