AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL AGERATUM CONYZOIDES (L.) L. DAN BLUMEA BALSAMIFERA (L.) DC. DAN TOKSISITAS AKUT
Abstract
Tanaman yang digunakan secara tradisonal dalam pengobatan diantaranya daun sembung dan bandotan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya sebagai anti inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan efek anti inflamasi dari ekstrak etanol tanaman bandotan (Ageratum conyzoides (L.) L.) dan daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) dengan dosis 200, 300 dan 400 mg/Kg BB yang ditinjau dari penurunan volume udem telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan. Natrium diklofenak digunakan sebagai pembanding dengan dosis 75 mg/70kgBB. Pengukuran volume udem dilakukan setiap
30 menit selama 6 jam setelah induksi karagenan. Dari semua variasi dosis pada penelitian ini, dosis efektif yang memiliki persentase inhibisi udem paling mendekati kontrol pembanding (90%) yaitu dosis bandotan 400 mg/kgBB yakni sebesar 78%. Berdasarkan hasil analisa statistik, data persentase inhibisi udem ekstrak etanol tanaman bandotan dari dosis 400mg/Kg BB menunjukkan perbedaan yang bermakna (ρ≤0,05) dengan kontrol positif. Pada tanaman dengan aktivitas anti inflamasi terbaik ini kemudian dilakukan uji toksisitas, hasilnya nilai LD50 berkisar antara 5001–15000, artinya ekstrak tanaman bandotan bersifat praktis tidak toksik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bandotan memberikan efek anti inflamasi dan termasuk senyawa praktik tidak toksik.