dc.description.abstract | Kesehatan merupakan investasi yang perlu di jaga oleh setiap orang sehingga dapat di pertahankan, jadi yang selalu memelihara kesehatan akan memperoleh hasil berupa produktivitas kerja yang semakin meningkat, peluang hidup yang lebih panjang, dan hidup sejahtera tanpa diserang penyakit, Status kesehatan seseorang ditentukan oleh faktor internal (individu) dan faktor ekternal (lingkungan). Kasus dispepsia di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi. Dari penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI Tahun 2015, angka kejadian dispepsia di Bandung 32,5%. Dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat pada perut bagian atas, yang dapat disertai keluhan-keluhan lain, seperti perut terasa lebih cepat penuh (fullness), kembung (bloating), merasa kenyang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literature dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, jumlah sampel yang diambil yaitu 3 jurnal nasional. Hasil penelitian dari beberapa jurnal yang diambil bahwa rata-rata nyeri pada perut menunjukkan adanya perbedaan signifikan, karena pemberian terapi non farmakologi ini akan mengakibatkan penurunan nyeri pada penderita dispepsia. Berdasakan hasil penelitian dengan melakukan studi literatur dan menganalisanya dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan nyeri non farmakologi pada sindroma dispepsia dapat menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat nyeri yang berarti dan ada perbedaan yang signifikat antara sebelum dan sesudah di lakukan pemberian terapi non farmakologi dengan menggunakan Pengaruh Cincau Hitam (Mesona Palutris) Kombinasi Madu(Chaiba Pentandra), Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri Pada Pasien Dispepsia, dan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Dengan Wwz (Warm Water Zack). | en_US |