ANALISIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ISPA NON PNEUMONIADI UPTD PUSKESMAS TAMBUN PERIODE BULAN MEI TAHUN 2020
Abstract
Penggunaan obat tidak rasional merupakan masalah yang sangat serius. Kebanyakan obat diresepkan, diracik atau dijual tidak tepat. Obat juga rentan untuk tidak digunakan secara tepat. Hal tersebut akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan terapi, meningkatnya kejadian efek samping obat, meningkatnya resistensi antibiotic, penyebaran infeksi melalui injeksi yang tidak steril, dan pemborosan obat.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan pemantauan dan evaluasi POR ditinjau dari indikator peresepan di Puskesmas.Penelitian ini bersifat deskriftif restropektif dengan mengolah data sekunder yang bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat rasional dengan melihatpresentase penggunaan antibiotic dan rerata item obat perlembar resep ISPA non pneumonia.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa untuk indikator persentase antibiotika pada ISPA non pneumonia tahun 2019 terdapat nilai yang berada diatas 20% yaitu bulan Februari sebesar 25,0%, Maret sebesar 20,7%, April sebesar 27,0%, Mei sebesar 22,0%, dan November sebesar 28,0%.Untuk indikator rerata jumlah item obat mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2019 seluruhnya berada diatas 2,6 yaitu sebesar 3,2 item.Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika ditinjau dari indikator peresepan antibiotik pada ISPA non pneumonia maka UPTD Puskesmas Tambun telah melakukan penggunaan obat rasional.Namun untuk rerata item obatnya masih belum rasional.Diperlukan sosialisasi yang berkelanjutan bagi dokter dan petugas obat tentang pengguaan obat rasional serta pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya obat yang tidak tepat