Show simple item record

dc.contributor.authorHernawati, Erna
dc.date.accessioned2022-03-24T03:49:03Z
dc.date.available2022-03-24T03:49:03Z
dc.date.issued2020-08-25
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/4195
dc.description.abstractHipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.Pengobatan hipertensi pada pasien hemodialisa bisa menggunkan terapi tunggal atau terapi kombinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien hemodialisa di Rumah Sakit Daerah Umum Sumedang pada periode Maret, April, Mei 2020.Penelitian ini menggunakan metode observasional yangbersifat retrospektif yaitu penelitiandengan pengumpulan data dimulai dari data dan aktifitas yang telah terjadi atau setelah pelayanan dilakukan, sehingga diperoleh sampel sebanyak 3836. Hipertensi pada perempuan sebanyak 1480 orang (38,58%) dan laki-laki 2356 orang (61,42%). Dengan kelompok usia remaja 11-19 tahun 18 orang (0,47%), dewasa 20-60 tahun 2528 orang (65,90%), dan lanjut usia >60 tahun 1044 orang (33,63%).Untuk kombinasi obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan angiotensin II receptor blocker (ARB) dengan Antagonis kalsium (calcium chanel bloker) sebanyak 577 (16,07%). Untuk terapi tunggal obat antihipertensi yang digunakan diantaranya candesartan 3549 (98,86%), amlodipine 832 (23,18%), furosemide 645 (17,97%), bisoprolol550(15,32%), clonidine 190 (5,29%), hct 6 (0,17%)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjecthipertensi,penyakit ginjal kronik, hemodialisaen_US
dc.titleGAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record