KAJIAN : AKTIVITAS TUMBUHAN INDONESIA DIVISI Magnoliophyta YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIARE YANG DISEBABKAN INFEKSI BAKTERI Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae, dan Escherichia coli
Abstract
Diare merupakan penyakit usus, ditandai dengan gejala Buang Air Besar (BAB) berair
hingga lebih dari 3 kali per hari, dapat juga disertai keluar darah dan lendir. Diare
termasuk penyakit endemik di Indonesia, sekaligus penyakit KLB (Kejadian Luar
Biasa) yang sering kali dapat menyebabkan kematian. Infeksi bakteri menjadi salah
satu penyebab diare yang terdapat ditubuh manusia, sehingga menyebabkan timbulnya
penyakit, contohnya infeksi, sehingga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Di
Indonesia ditemukan cukup banyak tumbuhan yang secara empiris memiliki khasiat
sebagai obat anti diare. Tujuan review jurnal untuk mengetahui aktivitas tumbuhan
Indonesia divisi magnoliophyta yang berpotensi sebagai antidiare yang disebabkan
infeksi bakteri. Metode yang dipakai adalah menggunakan pendekatan literatur review,
dilakukan dengan berfokus pada evaluasi beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan topik atau variabel penulisan. Hasil yang didapatkan yaitu dari 11 jurnal, pengujian
tumbuhan terhadap Shigella dysentriae menunjukkan, untuk metode difusi cakram,
Daun Srikaya lebih baik dari Biji Mahoni yaitu di angka 7,15mm dikategorikan sangat
lemah dan untuk meniran pada metode KHM dan KBM yaitu 120mg/mL. Aktvitas
tanaman bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa pada metode difusi
cakram, kulit ketapang kombinasi lebih baik dari daun afrika yaitu 30,92mm
dikategorikan kuat, dan untuk daun bandotan dengan metode dilusi cair hasilnya untuk
ekstrak air 50mg/mL dan untuk ekstrak etanol 12,5mg/mL. Aktivitas tanaman pada
bakteri Escherichia coli menunjukkan bahwa untuk metode difusi, bahwa daun cabe
rawit memiliki daya hambat yang lebih baik diantara tanaman lainnya namun masih
dikategorikan lemah yaitu sebesar 11,2mm, dan untuk metode dilusi cair, daun
bandotan ekstrak air 100mg/mL dan ekstrak etanol 25mg/mL.