dc.description.abstract | Pada tahun 2020, wabah virus corona telah masuk ke berbagai belahan dunia termasuk
Indonesia. Adanya pandemi covid-19 berdampak pada kecemasan individu yang hidup
dengan penyakit kronis, salah satunya epilepsi. Stesor yang terkait dengan gangguan
kesehatan akan mengganggu self-management epilepsi. Self-Management epilepsi secara
umum dapat didefinisikan dengan kemampuan individu untuk mengatur atau mengelola
epilepsi untuk mengurangi dampak buruk yang memungkinkan terjadi dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dapat mengoptimalkan kualitas hidup. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tindakan self-management epilepsi pada
komunitas epilepsi di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
observational dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan
adalah one-group pretest-posttest dengan uji statistika Wilcoxon Signed Ranks Test.
Berdasarkan indikator self-management epilepsi, diperoleh nilai p=0,757 pada selfmanagement
pengobatan, nilai p=0,046 pada self-management kejang dan nilai p=0,007 pada self-management
gaya hidup. Maka tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara tindakan self-management
pengobatan epilepsy pre pandemic dan post pandemi, dan terdapat perbedaan yang
bermakna antara tindakan self-management kejang serta gaya hidup epilepsi pre
pandemi dan post pandemi. Secara keseluruhan, hasil menunjukan terdapat perbedaan
tindakan self-management yang bermakna antara sebelum pandemi Covid-19 dan setelah
adanya pandemi Covid-19 (p=0,027) dengan 55% responden mengalami peningkatan
kemampuan self-management epilepsi. Maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh
pandemi Covid-19 terhadap tindakan self-management epilepsi pada salah satu komunitas
epilepsi. | en_US |