Formulasi krim nanopartikel sediaan kosmetik pemutih kulit yang mengandung Ekstrak Kulit Delima (Punica granatum L.) dan Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.)

Abstract

Hiperpigmentasi adalah keadaan perubahan warna pada kulit menjadi lebih gelap, dikarena adanya peningkatan sintesis melanin atau peningkatan jumlah melanosit pada lapisan kulit. Produk kosmetik di Indonesia yang mengandung zat kimia seperti hidrokuinon sudah banyak dipasaran, yang dimana hidrokuinon sendiri mempunyai efek samping pengelupasan kulit menjadi berwarna kemerahan dan menipis. Kulit buah delima (Punica granatum L.) dan biji alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas menghambat enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula sediaan krim nanopartikel stabilitas fisik yang baik dan memiliki aktivitas penghambat terhadap enzim tyrosinase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak kulit delima dan ekstrak biji alpukat dapat diformulasikan menjadi krim nanopartikel antihiperpigmentasi yang baik, memiliki pH dan viskositas yang baik dan stabil. Memiliki ukuran partikel, indeks polidispersitas dan zeta potensial yang memnuhi syarat. Pada pengujian statistik pH dan viskositas selama penyimpanan 28 hari memiliki nilai >0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan bermakna. Hasil uji aktivitas menunjukan bahwa ekstrak kulit delima dengan nilai IC50 363 µg/ml dan ekstrak biji alpukat 93,02 µg/ml memiliki daya hambat aktivitas enzime tirosinase yang kuat. Sedangkan untuk krim dengan ektrak kombinasi tidak memiliki aktivitas sebagai pemutih wajah.