dc.description.abstract | Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri menular yang menyebabkan penyakit
Tuberkulosis. Orang dengan tuberkulosis yang menghasilkan test HIV positif artinya orang
tersebut merupakan kasus pasien TB dengan HIV positif. Orang yang terjangkit tuberkulosis
beserta HIV yang positif memiliki angka kejadian dua puluh sembilan sampai tiga puluh tujuh kali
lebih besar. Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesesuaian pemberian obat,
dosis, dan lamanya terapi OAT dan ARV pada pasien yang menderita koinfeksi TB-HIV. Metode
yang digunakan merupakan metode non-eksperimental dan merupakan penelitian deskriptif
retrospektif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik. Total pasien penderita TBHIV
yang memenuhi kriteria inklusi adalah 43 pasien. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pasien berjenis kelamin laki-laki (86,05%) yang menderita TB dengan HIV positif lebih banyak
dibandingkan perempuan (13,95%). Sebagian besar penderita TB-HIV ini berada di rentan usia 25
tahun – 34 tahun (34,88%). Ditemukan bahwa pemakaian OAT kategori 1 HRZE adalah yang
paling banyak (88,37%) dan pemakaian kombinasi ARV yang paling banyak digunakan adalah
TDF+3TC+EFV (90,70%). Persentase dosis OAT yang sesuai sebesar 97,67% dan ARV 100%.
Kesesuaian lama terapi OAT dan ARV yang sesuai sebesar 79,07%. Adapun obat lain yang paling
banyak digunakan adalah kotrimoksazol (95,35%). | en_US |