UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN α-GLUKOSIDASE DARI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN OLEH SUKU DAYAK NGAJU DI DESA TANGKILING KALIMANTAN TENGAH
Abstract
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam
darah. Terapi pengobatan yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah salah
satunya dengan menghambat kerja enzim α-glukosidase. Secara tradisional beberapa
tumbuhan dari suku Dayak Ngaju telah digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tumbuhan obat yang digunakan oleh suku
Dayak Ngaju sebagai antidiabetes melalui uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase.
Tumbuhan diekstraksi dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak diuji
aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase dengan Microplate reader pada
panjang gelombang 405 nm dengan standar akarbose. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
sepuluh dari tigabelas sampel diantaranya daun dan kortek Vitex pinnata, daun Melastoma
malabathricum, umbi Angiotepris sp., daun Rhodomyrtus tomentosa, daun Codiaeum
variegatum, daun Excoecaria conchinchinensis, daun dan ranting Tetracera poggei Gilg, dan
kortek Nephelium mutabile Blume berpotensi memiliki aktivitas penghambatan enzim αglukosidase
dengan rentang IC50 0,455-22,799 µg/mL. Ekstrak daun kayu raja (Excoecaria
conchinchinensis) memiiki aktivitas penghambatan paling kuat terhadap enzim α-glukosidase
dengan nilai IC50 0,455 µg/mL dan standar akarbose memiliki nilai IC50 87,559 µg/mL.
Tumbuhan obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional oleh suku Dayak Ngaju
berpotensi untuk dikembangkan dalam pengobatan diabetes.