Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Non Pneumonia di Rumah sakit umum daerah (RSUD) Majalengka
Abstract
Infeksi saluran pernapasan atas ialah faktor utama peningkatan morbiditas serta mortalitas
penyakit menular di dunia . Sekitar 95% kematian ISPA terjalin di negeri berpenghasilan
menengah ke bawah. Pada dasarnya prinsip pemakaian antibiotik yang rasional merupakan
memilih antibiotik yang selektif terhadap mikroorganisme pemicu infeksi serta efisien
membasmi mikroorganisme penyebab infeksi. Konsumsi antibiotik yang tidak dibutuhkan bisa
merangsang terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi
penggunaan antibiotik dengan kriteria tepat indikasi, tepat dosis, tepat frekuensi, tepat jumlah
obat dan tepat durasi. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan metode
deskriptif, pengambilan sampel secara retrospektif. Berdasarkan hasil penelitian pada periode
januari – desember 2020 diperoleh 94 pasien yang diteliti diketahui pasien dengan diagnosis
Faringitis akut (30%), faringitis kronis (26%), otitis media (43%) serta sinusitis (2%).
Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah cefixim (83%). Hasil dari analisis kualitatif
diketahui bahwa pasien sudah menerima antibiotik sesuai indikasi (97%), tepat dosis dan tepat
frekuensi (100%), tepat jumlah obat dan durasi (23,3%).