| dc.description.abstract | Penelitian ini dilatar belakangi karena Nomophobia pada mahasiswa cukup tinggi, yaitu 50-90%. Pada penelitian yang dilakukan di Inggris dari 1000 responden berusia 18-24 tahun didapatkan 77% mengidap Nomophobia mengalami kecemasan jika mereka tidak membawa HP atau kehabisan baterai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Nomophobia Pada Mahasiswa di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung. Nomophobia merupakan kecemasan saat seseorang merasa tidak bisa mendapatkan sinyal, kehabisan baterai, lupa untuk mengambil telepon genggam, tidak menerima panggilan, teks atau email pemberitahuan untuk jangka waktu tertentu (Yildiri,2014). Mahasiswa ialah peserta didik yang menjalani proses pembelajaran dan terdaftar dalam perguruan tinggi diantaranya politeknik, akademik, institute, sekolah tinggi maupun universitas (Hartaji, 2012).Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa di di Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung sebanyak 82 orang dengan menggunakan Stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui Google form. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mengalami nomophobia sedang sebanyak 46 responden (56,1%), hampir setengah dari responden mengalami nomophobia berat sebanyak 34 responden (41,5%). Kemudian sebagian besar responden yang mengalami dimensi tidak dapat berkomunikasi dengan nilai rata-rata 29,8, lalu kedua dimensi kehilangan kenyamanan dengan nilai rata-rata 23,6. Kesimpulan dari pneletian tersebut yaitu, sebagian besar dari responden mengalami nomophobia sedang sebanyak 46 responden (56,1%), lalu sebagian besar responden yang mengalami dimensi tidak dapat berkomunikasi dengan nilai rata-rata 29,8. Diharapkan institusi dapat memberikan referensi untuk diberikan kepada mahasiswa mengenai nomophobia. | en_US |
