| dc.description.abstract | Menurut data WHO pada tahun 2012 terdapat sekitar 17 juta kematian tiap tahun akibat kasus Demam Tifoid dan di Asia menempati urutan tertinggi dengan 13 juta kasus setiap tahunnya. Di Indonesia Demam Tifoid menempati angka 600 -1,3 juta kasus setiap tahunnya dan menempati peringkat ke 5 di RSUD dr.Slamet Garut sepanjang tahun 2018 dengan jumlah pasien 650 orang (4,63%). Demam Tifoid sendiri merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh salmonella typhi dengan gejala nyeri bagian perut, anoreksia, mual muntah diare, konstipasi, dan demam panas (Muttaqin & Sari, 2013) . Metode : Studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi masalah pada 2orang Anak Demam Tifoid dengan masalah keperawatan Hipertermi di RSUD dr.Slamet Garut, dengan adanya masalah keperawatan hipertermi pada 2 orang anak penulis melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan Kompres Hangat dengan Tehnik Tepid sponge . Hasil Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan Kompres Hangat dengan tehnik Tepid sponge selama 3 hari, kedua klien menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat penurunan suhu tubuh pada klien 1 dari suhu 39,4 oC menjadi 36,7 oC dan pada klien 2 dari suhu 38,5 oC menjadi 36,5 oC, hal ini menunjukkan bahwa pada klien 1 dan klien 2 mendapatkan hasil penurunan suhu tubuh dalam rentang batas normal. Diskusi: klien dengan masalah keperawatan hipertermi tidak selalu memiliki respon yang sama dalam penurunan suhu tubuh pada pasien hipertermi h al ini dipengaruhi oleh kondisi dan status kesehatan klien sebelumya. Sehingga perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang komperensif unuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien. | en_US |
