| dc.description.abstract | Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 30,8% merupakan masalah kesehatan masyarakat dianggap berat karena masih melampaui 30 %, sesuai dengan WHO. Selain mempengaruhi pertumbuhan, stunting juga mempengaruhi motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan sosialisasi pada anak. Kondisi stunting pada masa balita akan menghambat kelajuan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbandingan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan sosialisasi balita stunting dan balita tidak stunting
Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan systematic review. Populasi penelitian ini 21.982 artikel dari website PubMed, Google Schoolar, Science Direct, dan Portal Garuda. Sampel yang digunakan 10 artikel sesuai kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kelayakan artikel dinilai menggunakan instrumen JBI.
Hasil penelitian didapatkan, dari 10 jurnal terdapat 5 jurnal mendukung kondisi stunting pada balita mempengaruhi kemampuan motorik kasar balita, sementara 3 jurnal untuk motorik halus balita, 4 jurnal menyebutkan bahwa kemampuan bahasa balita tidak stunting lebih baik dibandingkan balita stunting, begitu juga dengan perkembangan sosialisasi balita pada 2 jurnal lainnya. Hal ini menunjukkan status gizi balita mempengaruhi keberhasilan perkembangan balita itu sendiri. Kekurangan gizi kronis akan mempengaruhi kinerja otak yang merupakan kunci kemampuan psikomotor balita.
Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan sosialisasi balita stunting dan balita tidak stunting. Diharapkan perawat professional mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai stimulasi dan pola asuh balita khususnya balita stunting agar perkembangannya tidak terhambat. | en_US |
