ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP LAPARATOMY EXPLORASI ATAS INDIKASI APPENDIKSITIS PERFORASI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANGAN WIJAYA KUSUMA LANTAI II RSUD CIAMIS
Abstract
Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan diseluruh dunia. Data Tabulasi Depkes RI 2010 menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan presentase 32%,12,8% diantaranya bedah laparatomi (WHO, 2010). Berdasarkan data Rekam medik RSUD Ciamis periode 2016-2017 tercatat 99 kasus apendisitis dari 1507 kasus bedah, dimana dari 10 besar penyakit bedah terbanyak yang menempati urutan ke-5 adalah apendisitis. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada umbai cacing (apendiks). Penyakit ini mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan perforasi. Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. Apendiks perforasi merupakan komplikasi apendisitis yang mengindikasikan pembedahan laparatomi, Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka selaput perut. Adanya luka post laparatomi dapat menyebabkan masalah keperawatan nyeri akut. Metode : studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi suatu masalah/ fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dlakukan kepada dua responden post operasi laparatomi atas indikasi apendiks perforasi dengan masalah keperawatan Hasil : nyeri akut, setelah dilakukan asuhan keperawatan relaksasi Guided Imagery, intensitas nyeri berkurang setelah 3 hari observasi. Diskusi : klien dengan masalah keperawatan nyeri akut tidak selalu memliki respon yang sama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi atau status kesehatan klien sebelumnya. Sehingga perawat harus melakukan asuhan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap klien.