dc.description.abstract | Latar Belakang: Didapatkan data pada penderita post operasi hernioraphy mencapai 50%.
Adapun di Indonesia diperkirakan 2011 berjumlah 1.243 yang mengalami gangguan hernia
inguinalis, termasuk berjumlah 230 orang 5,59% (DepKes RI, 2011). Hernia merupakan prostrusi
atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Nyeri yang dirasakan oleh pasien
merupakan efek samping setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akut disebabkan oleh aktivasi
nosiseptor, biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat (kurang dari 6 bulan). Dan memiliki
onset yag tiba-tiba, seperti nyeri insisi setelah operasi. Metode: Adapun studi kasus ini adalah
studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada 2 klien hernia inguinalis lateral post
operasi hernioraphy dengan nyeri akut di ruangan Wijaya Kusuma III RSUD Ciamis. Hasil: Nyeri
akut: setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan memberikan teknik distraksi dan relaksasi
nafas dalam selama 2 x 24 jam, masalah nyeri akut pada kasus 1 dapat teratasi pada hari ke 2 dan
pada kasus 2 masalah nyeri akut pada hari ke 2 juga dapat teratasi. Diskusi: Klien dengan
masalah nyeri akut tidak selalu memiliki respon yang sama pada setiap post operasi hernioraphy
hal ini dipengaruhi oleh kondisi atau status kesehatan klien sebelumnya. Sehingga perawat harus
melakukan asuhan yang koprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien.
Saran: Penulis menyarankan kepada pihak rumah sakit agar teknik distraksi dan relaksasi nafas
dalam dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi pada klien yang mengalami nyeri akut
terutama pada post operasi hernioraphy. | en_US |