ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALOPELVIC DISPROPORTION DI RUANG JADE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr SLAMET GARUT TAHUN 2022
Abstract
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan pembedahan yaitu
melalui sayatan di dinding perut dan di dinding rahim atau uterus agar anak lahir
dengan keadaan utuh dan sehat. Dampak fisik atau fisiologis yang sering muncul
pada pasien pasca operasi sectio caesarea adalah nyeri sebagai akibat adanya
torehan jaringan yang menyebabkan kontinuitas jaringan terputus rasa nyeri yang
dirasakan biasanya membuat pasien merasa tidak nyaman, sulit bergerak,
payudara bengkak, sulit tidur, demam, dan infeks. Menurut Word Health
Organization (WHO) pada tahun 2021 persalinan section caesaerea di Indonesia
mencapai 15%, adapun persalinan section caesarea di Jawa barat pada tahun 2020
menurut riskesdas mencapai 15,5%, sedangkan persalinan section caesarea di
RSUD dr Slamet Garut pada tahun 2021 mencapai 1.211 kasus dengan kasus
terbanyak berada di bulan februari yakni sebanyak 140 kasus, sedangkan terendah
berada di bulan juli yakni sebanyak 10 kasus.
Tujuan penelitian studi kasus ini bertujuan melakukan asuhan keperawatan
pada ibu post operasi section caesarea di Ruang Jade RSUD dr Slamet Garut.
Metode yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi
kasus, pada klien post operasi section caesarea dengan indikasi CPD yang di
rawat di Ruang Jade RSUD dr Slamet Garut dengan jumlah responden 2 orang.
Instrumen penelitian pada karya tulis ilmiah ini menggunakan format pengkajian
asuhan keperawatan pada ibu post partum sesuai ketentuan yang berlaku di
Universitas Bhakti Kencana Garut 2022.
Hasil penelitian yaitu didapatkan hasil pengkajian dari kedua responden
yaitu terdapat luka bekas operasi di segmen bawah abdomen kurang lebih 10cm,
terdapat nyeri tekan pada payudara, klien belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri, sehingga aktivitas dibantu keluarga dan perawat. Sehingga diagnosa
yang didapat oleh penulis setelah menganalisis data dari hasil pengkajian kedua
responden yaitu: nyeri akut, gangguan kebutuhan ADL, ketidakefektifan
pemberian ASI, resiko penyebaran infeksi.
Kesimpulan yang dapat penulis simpulkan bahwa pada hari ketiga
diagnosa nyeri akut pada klient 1 dan klien 2 dapat teratasi sebagian, untuk
diagnosa ketidakefektifan pemberian ASI pada klien 1 dapat teratasi, untuk
diagnosa gangguan kebutuhan ADL pada klien 1 dan 2 dapat teratasi, serta untuk
diagnosa risiko penyebaran infeksi pada klien 1 dan 2 dapat teratasi sebagian.