Show simple item record

dc.contributor.authorDZUL KIFLY, MUHAMAD
dc.date.accessioned2023-08-15T03:26:29Z
dc.date.available2023-08-15T03:26:29Z
dc.date.issued2023-08-15
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/4776
dc.description.abstractStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi dapat dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun, dimana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 kasus Stunting pada balita diseluruh dunia sebanyak 149,2 Juta. Dimana Asia tenggara masih diurutan yang paling tertinggi di Dunia sebanyak 15,3 juta. Kasus Stunting pada balita di Indonesia pada tahun 2021 menempati urutan kedua sebanyak 3.180 jiwa se-Asia Tenggara. Angka kejadian Stunting di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 mencapai 2.450 kasus. Di Kabupaten Garut, Stunting merupakan penyakit dengan jumlah tertinggi kesatu dalam daftar sepuluh besar penyakit tertinggi di Garut. Puskesmas Guntur menempati urutan kesatu diseluruh Puskesmas Kabupaten Garut sebanyak 1.760 kasus. Jumlah balita yang terkena Stunting di RW 015 Kelurahan Sukamentri Wilayah Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut Tahun 2022 adalah sebanyak 64 orang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Pencegahan Stunting di RW 015 Kelurahan Sukamentri Wilayah Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut Tahun 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah stratified random sampling dengan sampel sebanyak 68 responden. Penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang memiliki balita dengan memberikan kuesioner dalam bentuk pilihan ganda menggunakan analisa data dengan analisis univariat yang diolah menggunakan sofware komputer SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden (44%) berpengetahuan baik, hampir setengah responden (29%) berpengetahuan kurang, dan hampir setengah responden (27%) berpengetahuan cukup tentang Pencegahan Stunting. Dari hasil akhir maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengah responden (44%) berpengetahuan baik tentang Pencegahan Stunting. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan responden disarankan untuk ibu yang memiliki balita lebih memilih ASI Eksklusif dibandingkan dengan susu formula dan lebih sering memantau pertumbuhan dan perkembangan anak ke posyandu supaya bisa mengetahui tumbuh kembang anak. Kemudian ibu bisa mengakses informasi melalui media masa seperti internet, televisi dan koran, sehingga ibu yang memiliki balita dapat lebih banyak mengetahui betapa pentingnya ASI Eksklusif guna mencegah anak stunting dan pemantauan tumbuh kembang anak.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS BHAKTI KENCANA PSDKU GARUTen_US
dc.subjectBalitaen_US
dc.subjectibuen_US
dc.subjectPencegahan Stuntingen_US
dc.subjectPengetahuanen_US
dc.titleGAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG PENCEGAHAN STUNTING DI RW 015 KELURAHAN SUKAMENTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUR KABUPATEN GARUT TAHUN 2022en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record