KAJIAN PENANGANAN LIMBAH NON-MEDIS PADA SARANA APOTEK DAN KLINIK DI WILAYAH BANDUNG TIMUR
Abstract
Fasilitas pelayanan kesehatan menghasilkan limbah yang terus meningkat dengan kualitas
yang beragam. Penanganan limbah non-medis dan limbah medis menjadi tantangan tersendiri
terutama pada sarana kesehatan dasar dimana pengelola harus melakukannya secara mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah non-medis, gambaran
pengelolaan limbah, cara penanganan limbah medis yang bercampur dengan limbah non
medis dan mengetahui apakah penanganan limbah yang dilakukan sesuai dengan peraturan
yang ada. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional. Jumlah sampel
ditentukan menggunakan rumus Krejcie Morgan terhadap 7 apotek dan 6 klinik pratama.
Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap 13
apotek/klinik melalui apoteker/manajer. Data disajikan dalam tabel dan gambar kemudian
diuraikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah non-medis
didominasi oleh hasil sampingan perbekalan farmasi (kemasan primer dan sekunder obat)
sebanyak rata-rata 10,5 kg/minggu dan limbah domestic. Belum ada upaya memisahkan
limbah berdasarkan jenisnya, limbah kemasan primer obat rusak dan kadaluarsa dibuang
bersamaan dengan limbah domestic. Sedangkan di klinik telah dilakukan upaya penanganan
berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan, namun masih ditemukan limbah medis dengan
nonmedis yang tercampur sehingga pembuangannya pun berakhir di TPA. Dan pada
penanganan limbah non-medis belum dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada
apotek, sedangkan di klinik sudah ada upaya penanganan limbah.