Studi etnobotani tanaman edible dan tanaman obat yang dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Curugrendeng
Abstract
Ragam tanaman di suatu daerah seperti tanaman edible dan tanaman obat yang digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari memiliki kekhasan tersendiri. Di sisi lain, pengetahuan botani
tanaman dan dokumentasi tertulis mengenai tanaman serta kandungan kimia dari tanaman
yang digunakan masyarakat masih kurang. Oleh karena itu, studi etnobotani diperlukan untuk
meminimalisir kesalahan dalam penggunaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengukur potensi tanaman edible yang dapat digunakan sebagai obat, mendokumentasikan
dan mengkaji serta memberikan informasi. Data etnobotani diperoleh dengan metode
wawancara semi terstruktur terhadap 50 responden. Pemilihan responden dilakukan secara
purposive, dengan menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
penelitian mendokumentasikan 74 jenis tanaman dari 37 suku yang dimanfaatkan untuk
keperluan obat sekaligus makanan sehari-hari. Tanaman yang sering dimanfaatkan oleh
masyarakat berasal dari suku Zingiberaceae. Bagian tanaman yang paling banyak digunakan
adalah bagian daun serta jenis tanaman didominasi oleh kelompok herba. Lima tanaman yang
memiliki use value index tertinggi diantaranya sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav),
pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) IM Johnst), saga (Abrus precatorius L), jahe
(Zingiber officinale Rosc) dan jahe merah (Zingiber officinale var.rubrum).