FAKTOR RESIKO YANG MELATARBELAKANGI TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2017
Abstract
Menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2015 disampaikan bahwa jumlah kasus kematian bayi baru lahir meningkat dari 3098 kasus di tahun 2014 menjadi 3369 kasus di tahun 2015 yang masih di dominasi oleh akibat Asfiksia dan BBLR serta infeksi. Di RSUD Majalaya selama bulan Januari-Desember 2017 angka morbiditas akibat asfiksia sebanyak 1142 kasus dengan angka mortalitas akibat asfiksia berjumlah 17 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terhadap kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan retrosfective, dengan menggunakan data rekam medis pasien asfiksia neonatorum di RSUD Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2017. Pengambilan sample dalam penelitian ini dengan teknik purposive random sampling dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan sample sebanyak 297 kasus. Data dikumpulkan menggunakan lembar checklist, dengan analisis univariate terhadap faktor ibu, faktor janin dan faktor plasenta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan faktor resiko ibu sebagian besar kejadian asfiksia neonatorum dilatarbelakangi oleh preeklampsi/eklampsi sebanyak 42 (14,1%), berdasarkan faktor resiko bayi dilatarbelakangi oleh persalinan buatan (ekstraksi vacum, forceps, dan sectio caesarea) sebanyak 163 sampel (54,9%) dan berdasarkan faktor resiko plasenta dilatarbelakangi oleh KPD sebanyak 156 sampel (52,5%). Diharapkan bagi petugas kesehatan terkait, khususnya bidan dapat meningkatkan upaya deteksi dini kejadian asfiksia neonatorum berdasarkan berbagai faktor resiko dan diharapkan pula penanganan pada asfiksia neonatorum dapat ditingkatkan lagi, agar bayi asfiksia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.