HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KELELAHAN DENGAN TINGKAT NYERI OTOT PADA DOSEN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG DI MASA WORK FROM HOME (WFH) PANDEMI COVID-19
Abstract
Kelelahan disebut juga penurunan kapasitas kerja yang berarti menurunnya kualitas dan kuantitas kerja. Kelelahan terjadi karena berkurangnya energi ATP atau meningkatnya asam laktat dalam tubuh yang dapat menyebabkan nyeri otot. Kelelahan merupakan faktor terjadinya nyeri otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kelelahan dengan tingkat nyeri otot pada dosen fakultas keperawatan. Metode penelitian ini menggunakan desktiptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Didapatkan sampel 32 responden dari populasi 35 responden dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling yaitu dengan kriteria inklusi Bersedia menjadi responden, Sampel dosen fakultas keperawatan baik S1 dan D3, Sampel yang berkerja selama work from home pandemi baik belajar mengajar ataupun sebagai dosen pembimbing dan kriteria eksklusi responden yang tidak bisa mengikuti karna ada halangan dan sebagai pembimbimg. Instrument FAS dengan scoring 10 – 50 tingkat kelelahan (De Vries et al, 2012) dan NRS dengan scala 0 – 10 tingkat nyeri otot (Asimina L et al, 2018). Berdasarkan analisis univariat menunjukan bahwa lebih dari setengah mengalami kelelahan (56,3%) dan nyeri ringan dengan scala nyeri 2 nilai terendah (50%). Analisis bivariate menggunakan uji kolerasi Chi-Square untuk mengetahui kekuatan kolerasi didapatkan P-value 0,000 < α 0,05 maka terdapat hubungan segnifikan antara tingkat kelelahan dengan tingkat nyeri otot pada dosen fakultas keperawatan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan dengan jam kerja lebih dari 8 jam perhari yang dapat menyebabkan nyeri otot pada tubuh. Selain itu di dapatkan bahwa tingkat nyeri dapat terjadi oleh berbagai macam faktor lain selain dari tingkat kelelahan. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara tingkat kelelahan dengan tingkat nyeri otot pada dosen fakultas keperawatan di masa work from home pandemi covid-19.
)