HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA P ROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
Abstract
Nomophobia merupakan rasa takut, gelisah, serta khawatir berada jauh dari smartphone dan dianggap sebagai fobia modern yang dihasilkan dari interaksi individu dengan teknologi informasi dan komunikasi khususnya smartphone, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nomophobia yaitu harga diri. Harga diri merupakan evaluasi diri seseorang atau penilaian pribadi yang dilakukan diri sendiri. Individu yang memiliki pandangan buruk mempunyai kecenderungan yang tinggi dalam mencari kepastian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan nomophobia pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Di Universitas Bhakti Kencana. Jenis penelitian mengguakan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proposional stratified random sampling dengan sampel sebanyak 86 orang menggunakan metode non probability. Pengambilan data harga diri menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan nomophobia menggunakan Nomophobia Quisioner(NMP-Q). Analisis univariat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji spearman rank. Hasil penelitian pada analisis univariat diperoleh 94,2% mahasiswa memiliki tingkat harga diri tinggi, dan 58,1% mahasiswa memiliki tingkat nomophobia sedang. Pada analisis bivariat diperoleh (p= 0,019 dan r = 0,252) yang artinya terdapat hubungan antara harga diri dengan nomophobia. Hasil analisis didapatkan bahwa harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya jenis kelamin, perempuan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Nomophobia dilihat dari Generasi Z yang banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan pemberikan konseling atau pendidikan kesehatan untuk mengurangi tingkat nomophobia lebih berkembang.